Breaking News

Dengan Bertambahnya Korban, Tokoh Muda Asal Pandeglang Geram Atas Lambannya Pemerintah Dalam Penanganan Jembatan Blengbeng Yang Rusak


PANDEGLANG | literasipublik.id
Kondisi Jembatan Blengbeng di Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, kembali menjadi sorotan tajam. Dua tokoh muda, Entis Sumantri dan Adi Suardi Yuliana, menyampaikan keprihatinan sekaligus kegeraman mereka terhadap lambannya penanganan kerusakan jembatan yang telah memakan banyak korban. Rabu (02/07/2025).

Entis Sumantri, mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Pandeglang yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Badko HMI Jabodetabek-Banten, menilai bahwa pemerintah terkesan abai terhadap keselamatan masyarakat.

“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh. Ini bukan lagi soal infrastruktur, tapi soal nyawa manusia. Pemerintah tidak bisa terus diam. Harus segera ada tindakan nyata untuk membangun kembali jembatan tersebut agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan,” tegasnya.


Saya sudah pernah sampai kan kepada pemerintah kabupaten pandeglang, baik secara langsung ataupun melalui tulisan di media-media online dan media sosial lainnya, saat musim banjir melanda wilayah kecamatan Cikeusik, karena jembatan yang sudah tak layak di gunakan. 

Bahkan saya menyampaikan kepada Bupati Pandeglang waktu itu, alhamdulillah bupati pandeglang merespon dan menyampaikan bahwasanya beliau akan berkoordinasi dengan DPUPR Kabupaten Pandeglang dan DPUPR Provinsi Banten " Ungkap Bupati Pandeglang " 

Senada dengan Entis, Adi Suardi Yuliana selaku Ketua Investigasi Gerakan Hak Asasi Manusia Nusantara (GRAHAMTARA) Pandeglang juga menyatakan kegeramannya. Menurutnya, dibiarkannya jembatan rusak tanpa perbaikan permanen merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi masyarakat untuk mendapatkan akses transportasi yang aman.


Tragedi terbaru terjadi pada tanggal 30 Juni 2025, ketika seorang warga bernama Bapak Asmadi mengalami luka serius akibat tertusuk bambu saat melintas di jembatan tersebut. Ia harus mendapatkan 17 jahitan pada kaki kirinya dan menjalani perawatan intensif. Menurut pengakuan Bapak Asmadi, dirinya merupakan korban kelima di bulan Juni ini yang mengalami kecelakaan akibat rusaknya jembatan.

“Jembatan ini sudah ambruk sejak 2022. Sejak itu kami gotong-royong memperbaikinya dengan material seadanya, tapi tetap saja cepat rusak,” ujar Bapak Asmadi.

Jembatan Blengbeng merupakan jalur vital yang menghubungkan masyarakat petani dan anak-anak sekolah ke pusat desa dan kota. Kerusakan yang terus berulang telah membuat aktivitas warga terganggu dan penuh risiko.

Warga dan para tokoh berharap pemerintah segera membangun kembali jembatan tersebut secara permanen, demi menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas.

(LP/Eri Baduy).

Redaksi Media literasipublik

Redaksi Media literasipublik

Logo LP Versi 2024

Logo LP Versi 2024

Type and hit Enter to search

Close